Pendirian Karismatik dinyatakan keliru, karena pendirian yang benar adalah :
Efesus 2:20 mengatakan gereja dibangun atas dasar para rasul dan para nabi. Begitu dasar diletakkan, [jawatan] rasul dan nabi berhenti dan pelayanan mereka diambil alih oleh penginjil dan gembala-pengajar serta guru (MacArthur Jr., 1985:76-77).
Sesungguhnya, jika bahasa roh dirancang untuk tetap ada di dalam gereja, seseorang tentunya dapat berharap untuk menemukannya dalam syarat-syarat pengerja gereja! Fakta bahwa surat-surat pastoral tentang hal tersebut[I Tim 3:1-13; Tit 1:5-9] ditulis setelah I Korintus, mengarahkan kita pada kesimpulan bahwa pada saat itu bahasa roh telah berhenti atau hilang dari gereja (DR. Hoekema, 1981:112).
Markus 16:20 menunjuk kepada saksi mata, dan perspektif ayat ini adalah 'waktu lampau' [past tense]. Mereka berkhotbah dan Tuhan meneguhkannya. Implikasinya adalah bahwa [janji dalam perikop] ini digenapi oleh mereka sehingga [janji itu] tidak terus berlangsung sejak penulisan Injil Markus (Edgar, 1996:243).
DR. John F. MacArthur Jr. (1992:102): "Dengan menerapkan prinsip historis dan sintesis [atas Mark 16:127-18], kita melihat bahwa tanda-tanda ini berlaku hanya untuk suatu kelompok tertentu - yaitu komunitas rasuli. Tidaklah tepat bila kita mengatakan bahwa tanda-tanda ini harus menjadi norma bagi semua orang percaya di masa kini (2 Kor. 12:12; Ibr 2:2-4)".
Jika Markus 16:17-18 berotoritas, mengapa tidak semua gereja Pentakosta menjadi pemegang ular? (DR. Hoekema, 1981:56).
Karunia-karunia [ yang bersifat mujizat] ini khusus untuk membuktikan kerasulan... agen Allah yang memiliki wewenang untuk meletakkan dasar gereja. Fungsi demikian berhenti bersamaan dengan meninggalnya para rasul itu (DR. Benjamin B. Warfield, Counterfeit Miracles, 1972:6).
Sebagaimana Abraham Kupyer ungkapkan... tanda-tanda yang bersifat mukjizat... tdiak dapat diharapkan untuk terus berlanjut (Warfield, 1972:26,27).
Merupakan hal yang tidak masuk akal untuk memintakan berbagai mukjizat lagi, kata Calvin, karena tidak mungkin lagi ada Injil yang baru (Warfield, 1972:27).
Sekali Firman Allah lengkap [dengan hadirnya Perjanjian Baru], tanda-tanapun ajaibpun berhenti (DR MacArthur Jr, 1992:173).
Bersikeras bahwa gereja masih tanda-tanda bersifat mukjizat untuk meneguhkan Injil, berarti mengabaikan kesempurnaan Alkitab (DR. Hoekema 1981:110).
"Saya diyakinkan oleh sejarah, teologia, dan Alkitab itu sendiri bahwa bahasa roh telah berhenti pada zaman kerasulan"(DR. MacArthur Jr, 1992:239,231).
Karunia kesembuhan adalah suatu karunia tanda untuk membuktikan keotentikkan Alkitab sebagai Firman Allah. Begitu yang otentik terbentuk, maka karunia kesembuhan itupun lenyap pula (DR. MacArthur Jr., 1992:203)
Ketika kita membaca dari I Korintus hingga ke surat-surat lainnya dalam Perjanjian Baru, penemuan yang sangat penting adalha tidak-adanya pernyataan lainnya tentang karunia-karunia yang bersifat mujizat ini. Bahkan dalam surat-surat Paulus (selain I Korintus) dan surat-surat lainnya tidak ditemukan pernyataan-pernyataan tidak langsung yang mengarah kepada karunia bahasa roh. Bahkan kita pun tidak menemukan----termasuk dalam I Korintus-----adanya hubungan rasuli untuk mendesak orang-orang percaya agar tetap berbahasa roh atas dasar anggapan bahwa perilaku demikian dapat memberikan efek transformasi dalam kehidupan rohani mereka (DR. Hoekema, 1981:66).
Apa yang Allah lakukan di dalam dan melalui kita hari ini tidak sama dengan apa yang Dia lakukan di zaman para rasul(DR. MacArthur Jr., 1992:127).
Saat kebenaran Perjanjian Baru [New Covenant truth] datang, dengan kitab-kitab Perjanjian Barunya [New Testament Scripture] dalam kurun waktu setengah abad, Allah membuat tanda-tanda untuk meneguhkannya, yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak pernah ada zaman seperti itu dan tidak ada alasan untuk menganggap bahwa yang seperti itu dan tidak ada lasan untuk menganggap bahwa yang seperti itu akan terjadi lagi (DR. MacArthur Jr., 1992:113).
Karismatik telah mengabaikan keunikkan Kitab Suci sebagai satu-satunya Firman Allah, dan sebagai hasilnya adalah suatu kerohanian yang gratisan [murahan]. Suatu kerinduan untuk sesuatu yang baru dan esoteris telah menggantikan keyakinan kuat kekristenan historis atas Firman Allah - dan ini adalah suatu undangan keapda penipuan setan. Kebingungan, kekeliruan, dan bahkan penipuan setan adalah hasil yang tidak dapat dielakkan (DR MacArthur Jr, 1992:57,58).
Enam alasan mengapa jawatn rasul bukanlah untuk zaman sekarang:
- Gereja dibangun di atas dasar para rasul.
- Para Rasul adalah saksi mata kebangkitan.
- Para Rasul dipilih secara pribadi oleh Yesus Kristus.
- Para Rasul diteguh oleh tanda-tanda mujizat.
- Para Rasul memiliki otoritas mutlak.
- Para rasul memiliki kehormatan yang kekal dan unik
(DR. MacArthtur Jr. 1992: 123-125).
Tidak ada di dalam alkitab yang mengarahkan kita bahwa mujizat-mujizat di zaman para rasul dimaksudkan untuk terus berlanjut di zamn-zaman sesudahnya (DR. MacArthur Jr., 1992:117).
Dan jika dasar gereja telah diletakkan, maka dasar itu tidak perlu diletakkan lagi. Jadi, pelayanan peletakkan dasar gereja telah berlalu, pelayanan pewahyuan [penulisan alkitab] telah berlalu, dan berbagai peneguhan untuk wahyu-wahyu itu telah berlalu. Ketika pelayanan-pelayanan itu berhenti, maka para rasul dan para nabi pun berhenti bersamaan dengan pelayanan mereka itu (MacArthur Jr., 1985:80-81).
Sejarah mencatat bahwa bahasa roh sudah berhenti (MacArthur Jr., 1992:230,232).
Jika bahasa roh telah menjadi berkat yang demikian besar bagi sebagaimana yang dinyatakan oelh rekan-rekan Pentakosta, mengapam karunia itu hilang dari gereja sejak tahun 100 hingga 1900? Mengapa Allah secara tiba-tiba membuat umat-Nya menjadi miskin? (Hoekema, What about Tongue Speaking?, 1981:113).
..Nas [Markus 16:15-20] ini tidak bermaksud menyatakan bahwa semua orang percaya akan mendemontrasikan tanda-tanda ini atau bahwa tanda-tanda ini akan selalu hadir di dalam [sejarah kehidupan] gereja (Edgar, 1996:91).
Tetapu begitu gereja establis, bahasa roh lenyap (Dr. MacArthur, Jr., 1992:233).
Kalangan Karismatik bukan saja tidak mentaati intruksi Alkitab secara ekplisit [harfiah] dengan memberikan penekanan dan pencarian karunia-karunia, melainkan juga meletakkan kehidupan rohani mereka dalam bahaya (DR. Edgar, 1996:262).
Jika pewahyuan [Perjanjian Baru] telah lengkap, maka sebagian dari fungsi mereka [para rasul dan nabi] telah selesai. Jika bagian itu selesai, maka tidak dibutuhkan lagi berbagai tanda-tanda yang meneguhkannya (MacAthur Jr., Spiritual Gifts, 1985:80).
1 comment:
"KARISMATIK MEMBAHAYAKAN KEROHANIAN DIRI SENDIRI?"
KEBERATAN SESASIONIS:
"Kalangan Karismatik bukan saja tidak mentaati instruksi Alkitab secara eksplisit [tersurat] dengan memberikan penekanan dan pencarian karunia-karunia, melainkan juga meletakkan kehidupan rohani mereka dalam bahaya"
TANGGAPAN:
1. Kata "upayakanlah...", dan "Kobarkanlah..." yang terdapat dalam Perjanjian Baru menyatakan semangat rasuli tentang karunia-karunia Roh Kudus. Kata "pencarian" lebih mendekati semangat demikian dibandingkan dengan "larangan untuk mencari". Perbedaan 'semangat' (baca: 'spirit') antara orang Kristen di zaman sekarang dengan para rasul adalah esensi dan hakiki dalam berapologetika. Menyatakan kebenaran harus dengan semangat yang sama dengan para rasul.
2. Bicara tentang "kehidupan rohani", maka tidak ada yang tidak ditaruh dalam 'bahaya', sejauh masih dapat diakses oleh roh jahat/penipu, dan sejauh manusia masih punya kelemahan kedagingan. Artinya, semakin serius seseorang mengerjakan kehidupan rohaninya, ia pasti menaruhkan dirinya dalam bahaya. Ia menjadi musuh besar iblis yang membahayakan mereka. Tetapi Allah menyediakan kasih karunia, Firman dan Roh-Nya untuk menolong umat-Nya agar tetap tidak terpeleset. Kehidupan rohani yang tidak dalam bahaya bukanlah kerohanian sejati. Kerohanian yang tanpa karunia-karunia roh pun dapat berada dalam bahaya (di hadapan Allah, bukan di hadapan iblis), karena iblis masih punya akses untuk membahayakan manusia melalui rasio, nalar dan kedagingan serta nafsu. Sekali lagi, kerohanian yang tidak dalam bahaya justru sedang dalam bahaya yang sesungguhnya.
3. Setidaknya, kita sudah punya satu alat ukur untuk menguji, yaitu harus berdasarkan instruksi Alkitab yang eksplisit. Untuk selanjutnya saya akan menggunakan alat ukur ini untuk menguji pendirian sesasionis dan karismatik.
4. Faktanya, ungkapan "upayakanlah" dan "kobarkanlah" merupakan dua ungkapan yang eksplisit (tersurat), bukan implisit (tersirat) dalam Alkitab. Jadi, kalangan sesasionis bukan saja bertentangan dalam hal 'spirit' (semangat) dengan semangat para rasul, melainkan juga bertentangan dengan apa yang ditulis eksplisit di dalam Alkitab. Ini jelas berbahaya, bukan saja bagi kalangan sesasionis sendiri bahkan bagi umat Kristen lainnya.
Post a Comment